PROSES
ORGANISASI
A.
Proses
Mempengaruhi
Pengaruh
adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang menunjukan hal baik,yang dilakukan
secara langsung ataupun secara tidak langsung, sehingga mengakibatkan suatu
perubahan perilaku sikap, baik itu individu atau kelompok
Elemen-elemen proses mempengaruhi
Elemen-elemen yang ada dalam suatu proses
mempengaruhi antaralain :
* Orang yang mempengaruhi
* Metode yang digunakan untuk
mepengaruhi,dan
* Orang yang di pengaruhi
Metode-metode yang digunakan dalam
mempengaruhi antaralain :
* Kekuatan fisik
* Penggunaan sanksi
* Keahlian, dan
* kharisma
Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan,
* Antar perseorangan
* Kelompok dengan seseorang,dan
* Seseorang dengan Kelompok.
B.
Proses
Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif. Dalam dataran
teoritis, kita mengenal empat metode pengambilan keputusan, yaitu kewenangan
tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert
opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan
kesepakatan (consensus).
1. Kewenangan Tanpa Diskusi
Metode
pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau
dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu
cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
memutuskan apa yang harus dilakukan.
Selain
itu, metode ini dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan
berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi
untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya. Namun, jika metode pengambilan
keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan
persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidakpercayaan para anggota organisasi
terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan
tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan
memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama
dengan melibatkan seluruh anggota kelompok, daripada keputusan yang diambil
secara individual.
2. Pendapat Ahli
Kadang-kadang
seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli
(expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk
membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik,
apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang
benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota
lainnya.
Dalam
banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang
sederhana, karena sangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang
dianggap ahli (superior).
Ada yang
berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik
untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak
setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam
kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
3. Kewenangan Setelah Diskusi
Sifat
otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini
pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam
proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui
metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya
disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan
keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu
meluas.
Jadi,
pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan
keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode
pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota
organisasi, akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan.
Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam
proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa
pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
4. Kesepakatan
Terjadi kalau semua anggota dari
suatu organisasi mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan
ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota
organisasi akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik
seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut.
BAB
III
KOMUNIKASI
DALAM ORGANISASI
A.
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah hal yang paling penting didalam sebuah organisasi,
komunikasi sangat tergantung pada persepsi dan sebaiknya persepsi juga
tergantung pada komunikasi. Komunikasi
timbul karena seseorang ingin menyampaikan informasi kepada orang lain. Informasi
ini membuat seseorang sama pengertiannya dengan orang lain dan ada kemungkinan
berlainan, karena informasi yang dikomunikasikan tersebut membuat orang-orang
mempunyai kesamaan dan perbedaan ini disebabkan persepsi orang-orang yang
terlibat dalam proses komunikasi tersebut.
Komunikasi merupakan hal yang amat penting dalam perilaku organisasi.
Sayangnya, komunikasi yang amat penting ini jarang dapat dimengerti secara
jelas sehingga menimbulkan beberapa hambatan. Komunikasi tidak sekedar proses
penyampaia informasi yang simbol-simbolnya dapat dilihat, didengar dan
dimengerti, tetapi proses penyampaian informasi secara kesuluruhan termasuk
didalamnya perasaan dan sikap dari orang yang menyampaikan tersebut. Pada
umumnya, seseorang menangkap hanya informasi saja dan dilupakan bagaimana
perasaan dan sikap dari orang yang mempunyai informasi tersebut. Itulah
sebabnya banyak terjadinya hambatan-hambatan yang dijumpai dalam
praktek organisasi.
B.
Unsur-unsur
Komunikasi
1. Komunikator (communicator), yaitu
memberi berita, yang dalam hal ini adalah orang yang berbicara, pengirim berita
atau orang yang memberitakan.
2. Menyampaikan berita, dalam hal ini
dapat dilakukan dengan cara mengatakan, mengirim atau menyiarkan.
3. Berita-berita yang disampaikan
(message), dapat dalam bentuk perintah, laporan, atau saran.
4. Komunikan (communicate), yaitu orang
yang dituju, pihak penjawab atau para pengunjung. Dengan kata lain orang yang
menerima berita.
5. Tanggapan atau reaksi (response),
dalam bentuk jawaban atau reaksi.
Kelima unsur komunikasi tersebut
(Komuniakator, Menyampaikan berita, Berita-berita yang disampaikan, Komunikan
dan Tanggapan atau reaksi) merupakan kesatuan yang utuh dan bulat, dalam arti
apabila satu unsure tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Dengan
demikian masing-masing unsur saling berhubungan dan ada saling ketergantungan.
Jadi dengan demikian keberhasilan suatu komunikasi ditentukan oleh semua unsure
tersebut.
C.
Bagaimana
Menyalurkan Ide Melalui Komunikasi’Hambatan-hambatan Komunikasi
Pada
umumnya komunikasi dilakukan secara lisan
atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan gerak gerik badan seperti tersenyum,menggelengkan kepala, dan
mengangkat bahu.
Dalam
menyalurkan ide atau solusi harus ada si pengirim (sender) dan si penerima
(receiver). Ide-ide yang diambil pun tidak sembarangan, tetapi ada penyaringan
dan seleksi untuk diambil ide manakah yang terbaik untuk di ambil dan
dilaksanakan untuk oleh organisasi tersebut agar mencapai tujuan bersama,serta
visi dan misi suatu organisasi.
Tahap-Tahap Cara menyalurkan ide
melalui komunikasi yaitu :
1. IDE (gagasan) oleh sender.
2. PERUMUSAN yaitu dalam perumusan
ini ide si sender disampaikan oleh kata-kata.
3. PENYALURAN (transmitting) yaitu
penyaluran ini bisa lisan, tertulis, simbol maupun isyarat, dll.
4. TINDAKAN yaitu tindakan ini
sebagai contoh perintah-perintah dalam organisasi dilaksanakan.
5. PENGERTIAN yaitu kata-kata si
sender dalam perumusan tadi dijadikan ide oleh si penerima.
6. PENERIMAAN yaitu ide atau
informasi ini diterima oleh penangkap berita (receiver).
D.
Hambatan-hambatan Komunikasi
Hambatan-Hambatan Komunikasi Dalam
Organisasi
1. Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan
komunikasi. Dari sisi teknologi semakin berkurang dengan
adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi, komunikasi dan informasi.
Sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efisien sebagai media
komunikasi.
Menurut
Chruden dan Sherman, dalam bukunya Personnel
Management , 1976, jenis hambatan teknis dalam komunikasi:
a. Pemilihan
media (saluran) yang kurang tepat.
b. Kurangnya
keterampilan membaca.
c. Kurangnya
informasi atau penjelasan.
d. Tidak
adanya rencana dan prosedur kerja yang jelas
2. Hambatan
Semantik
Gangguan
semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara
efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan
lewat bahasa.
Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik
arti dan pengertian (komunikan dan komunikator), tapi seringkali proses
penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan antara simbol dan dengan apa yang
di simbolkannya dapat mengakibatkan data yang dipakai ditafsirkan sangat
berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.
Untuk menghindari misi komunikasi yang seperti ini,
seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan
karakteristik komunikannya, dan melihai kemungkinan penafsirannya
terhadap kata-kata yang dipakai.
3. Hambatan
Manusiawi
Terjadi
karena adanya faktor emosi dan prasangka pribadi, presepsi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan panca indera manusia, dll.
Menurut
Chruden dan Sherman:
a. Hambatan
yang berasal dari perbedaan individual manusia yaitu perbedaan umur, perbedaan
presepsi,perbedaan keadaan emosi, perbedaan status, keterampilan mendengarkan,
penyaringan dan pencairan informasi.
b. Hambatan
yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi yaitu Suasana iklim
kerja dapat mempengaruhi sikap dan perilaku staff dan efektifitas komunikasi
organisasi.
E.
Klasifikasi
Komunikasi dalam Organisasi
Dalam
komunikasi organisasi terdapat beberapa macam klasifikasi komunikasi dan
diantaranya adalan sebagai berikut:
1. Dari segi keresmiannya:
a. Komunikasi formal : komunikasi
yang langsung resmi.
b. Komunikasi informal :
komunikasi yang tidak resmi.
2. Dari segi lawannya:
a. Komunikasi satu lawan satu :
berbicara dengan lawan bicara yang sama.
b. Komunikasi satu lawan banyak(kelompok) :
berbicara antara satu orang dengan satu kelompok.
c. Komunikasi lawan
kelompok : berbicara antara satu kelompok dengan kelompok yang lain.
3. Dari segi arahnya:
a. Komunikasi ke atas : komunikasi
dari bawahan ke atasan.
b. Komunikasi ke bawah : komunikasi
dari atasan ke bawahan.
c. Komunikasi horizontal :
komunikasi ke sesama manusia yang derajatnya / tingkatnya sama.
d. Komunikasi satu arah :
Komunikasi tanpa ada timbal balik.
e. Komunikasi dua arah :
komunikasi dengan adanya timbal bakik / saling berkomunikasi.
4. Dari segi sifatnya:
a. Komunikasi lisan : komunikasi
yang langsung berbicara.
b. Komunikasi tertulis :
komunikasi yang melalui tulisan.
c. Komunikasi verbal : komunikasi
yang dibicarakan / diungkapkan.
d. Komunikasi nonverbal :
komunikasi yang tersirat.
0 komentar:
Posting Komentar